Menjadi besar hanyalah lagu lama
Ketika penundaan ini melelapkan
Mempertaruhkan harapan pada penantian
Yang menjemukan, omong kosong...
Masih ada yang lain, katamu...
Tapi berhenti melakukan yang seharusnya
Akhirnya tidak gegas menjemput masa depan
Malah mencari alasan tutupi penyesalan
Berapa syair yang kau buat percuma
Tak ada yang datang cuma-cuma
Semua perjuangan dan doa
Tak ada yang sia-sia
Akhirnya, waktu itu tak berpihak
Umur itu membunuhmu perlahan
Hingga ucap penyesalan atau syukur
Menutup mulutmu selamanya
Sepenggal kisah menerangi perjalanan
Menginspirasi atau menakuti
Musim berganti tumpang tindih
Tetap saja tidak ada yang bisa menerka
Bagaimana akhir cerita
11 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
Duh Gusti, indah benar puisi ini.
tiada sempat dan tiada tempat, bukan buat menutup.. aku ada dan semua ada. tetaplah berdiri tegak.
Manusia dalam ketidakpastian, manusia dalam kedinamisan.
jikalau hati memanggil
hentakan degup terasa keras
Dia ada dan berkata
adakah engkau sempat mendengar ?
macam penantianku pada sikap temenku yg berubah itu, hehehe... masih inget ndak?
thanks ya commentnya
puisinya bikin ser-seran eeuuyyy...heheehe
Posting Komentar