23 Maret 2009

Im Back to Reality !!

Ahh, ternyata membangun komitmen itu tidak gampang. Dulu aku bertekad untuk menulis blog setiap dua hari sekali, lalu menjadi seminggu sekali, lalu menjadi kalau sempat, lalu menjadi lupa sama sekali. Alasan, alasan, alasan... Selalu mencari alasan pembenar, siapa sebenarnya yang coba aku tipu? Aku hanya menipu diri sendiri, membangun cita-cita(untuk menulis) melalui penundaan, toh akhirnya akan tergilas oleh waktu sendiri, Dan akhirnya aku harus membangun momentum itu mulai dari awal. Aku membangun blog ini dengan idealisme dan terpuruk karena idealismeku sendiri. Seandainya dunia ini diatur dengan Idealisme niscaya akan ada banyak dunia-dunia kecil yang saling berbenturan satu dengan lainnya, karena masing-masing manusia ingin membangun impian idealismenya sendiri-sendiri,yang akhirnya akan terbentur dengan idealisme orang lainnya yang bernama, Realitas...

Realitas itu takkan terelakkan dengan idealisme dan mimpi semata. Kita semua melihat hidup ini dengan mata kepala dan hati yang bernama perspektif. Warna yang sama akan terlihat berbeda oleh dua orang yang berbeda, begitulah kehidupan manusia memandang kehidupan. Toh pada akhirnya dunia ini penuh berisi "apa yang aku pikirkan" dan "apa yang penting bagiku". Sebuah sari individualisme yang tabu di negeri sosialisme (indonesia). Aku memberi judul tulisan ini "Im back to reality", sekedar ingin mengingatkan diriku sendiri, bahwa semanis apapun impian kita, semulya apapun harapan kita, seindah apapun niat kita, semua itu hanya retorika. Omong kosong yang menguap tak berbekas kedalam realitas kehidupan. Karena pada akhirnya, semua cita-cita itu harus dieksekusi, dijalankan. Membicarakan impian tanpa tindakan artinya hanya menertawakan nasib baik yang sudah menunggu didepan pintu kehidupan kita. Kita semua berhak untuk untuk bermimpi, tetapi hanya ada sedikit dari kita yang mau membayar keringat untuk menebus secarik mimpi itu ke realitas, oleh karena itu, "We should back to reality"...

Akhirnya, aku mencoba untuk menulis kembali, tertinggal waktu satu bulan lebih, kini ingin membangun momentum kembali. Semoga tulisan-tulisanku bisa menginspirasi teman-teman.
Aku sadari aku bukan motivator atau orang berpengaruh, dan sering kali kata-kata dari orang biasa sering diacuhkan atau dianggap skeptis. Tapi itu seharusnya kan tidak menghambat seseorang untuk berbuat kebaikan? Apakah kita harus menunggu kita menjadi orang hebat dulu baru mulai menebar kebaikan?
Jika kita ingin berbuat kebaikan mengapa harus membuat suatu syarat dan kondisi tertentu? Jika orang lain tidak menerima kebaikan kita lantas apakah pantas bagi kita untuk menyesali itu dan berhenti berbuat kebaikan? Bukankah itu artinya kita pamrih, mengharap pujian dan balasan (walaupun itu manusiawi)? Aku sendiri menganggap, toh Tuhan Yang Maha Melihat itu tahu tujuanku dan ada pepatah yang mengatakan "tidak ada balasan selain kebaikan bagi orang yang meberi kebaikan". Kurasa itu saja cukup bagiku untuk mulai menulis lagi...

1 komentar:

Nina Dyanti mengatakan...

ku juga sama dengan km yang menyalahgunakan komitnet,ternyata km menjadi motivatorku,jujur setelah baca artekelmu ku jadi back to the blog(semangattttttttttt ah)