21 Oktober 2008

Kehidupan ?

Apa itu kehidupan? Kenapa kita selalu mempertanyakannya? Lalu apa yang kita cari dan yang mau kita tinggalkan di kehidupan ini? Apa yang terjadi kemudian? Mengapa bisa begitu? Kemana perginya kehidupan ini?….Ah Diamlah, terlalu banyak pertanyaan…..tapi apakah benar terlalu banyak pertanyaan?, bukannya pertanyaan itu tak ada jawaban pastinya? Lalu buat apa kita mesti mempertanyakannya? Kalau begitu pertanyaannya apa dong ???. Aku pikir mempertanyakan apa yang patut dipertanyakan dari apa yang ada dalam kehidupan adalah hakikat kehidupan itu sendiri. Bukankah karena itu kita selalu mengangap diri kita superior dibanding mahluk lain di alam semesta ini? Kita mempertanyakan segala sesuatu bukan hanya untuk mencari jawaban, tetapi lebih untuk memuaskan nafsu keingintahuan kita pada semua yang ada. Satu jawaban menelurkan seratus pertanyaan baru. Menjadi bilangan tak terhingga hingga menjadi lupa alasan buat apa kita mempertanyakannya. Dan semua bersumber dari satu pertanyaan. Pertanyaannya adalah “apa ?”. Lalu kenapa aku menulis ini semua? Well,..I think it might be usefull some day.
Orang bijak bilang kehidupan itu tidaklah perlu terlalu hebat dan cepat. Yang terpenting adalah merasa puas dan bersyukur. Bukan berarti tidak berambisi, tapi hanya jangan menancap gas mobil kehidupan terlalu dalam. Teruslah maju namun jangan melupakan melihat pemandangan di sekitar itulah yang penting. “Taukah engkau ‘puncak kehidupan tercapai ketika kita amat bahagia menjadi orang biasa ?’, kata seorang bijak padaku. Memang sulit sekali menempuh jalan seperti itu. Ya…hidup itu memang sulit, benar-benar sulit. Tapi bukan berarti harus memusuhinya apalagi menambah kesulitan dengan berlebihan menyalahkan diri sendiri. “Orang salah itu biasa, tapi memetik pelajaran itu luar biasa”, kata Roosevelt. “Masa kita mau kalah dengan keledai? Jatuh dilubang yang sama berkali-kali. Karenanya tertawalah seikhlas jantungmu berdenyut. Itu bisa menjadi kesenangan pelipur lara. “Hidup ini penuh guyonan konyol tentang manusia”. Ya, begitulah kehidupan….Jangan terlalu dianggap serius, nanti bisa dibikin mabuk padanya hingga takmau berpisah darinya.
Ngomongin soal Kehidupan takkan terlepas pada Alam. Kita bernafas pada ruang yang bernama “Bumi”. Karnanya Kita tunduk pada Hukumnya. “Apa itu?”. Contohnya Hukum alam mengatur bahwa Orang Kaya pasti sedikit, dan Orang Miskin (Baca Gagal) pasti banyak. Mengapa kedua golongan ini selalu berselisih? Masalahnya mungkin adalah bahwa Orang kaya perlu mengerti kehidupan orang miskin dan Orang miskin perlu mengetahui sistem kerja orang kaya. Well, Jujur saja semua orang tidak mau hidup miskin. Terlepas dari materialisme dan dogma agama, manusia perlu materi untuk menghidupi tubuh dan egonya. Masalahnya, kenapa banyak orang gagal meraihnya? Aku pikir masalahnya bukan terletak dari hasrat menggebu, tapi dari impian. Impian adalah bahan bakar ramah lingkungan yang bisa terus menghidupi semangat, ambisi dan konsistensi dalam merubah kehidupan. So what?

Tidak ada komentar: