20 Mei 2009

h u j a n

h u j a n
Cinta adalah pilihan, nafsu adalah emosi

Cinta itu tak terdefinisi seperti hujan yang mendinginkan bumi. Rintik airnya memendarkan kesejukan pada tanah yang menangis meratapi musim kemarau. Lihatlah pada awan mendung, disana ada danau tempat cinta merenungi matahari yang membiaskan panas pada laut. Wahai angin, kemana takdir membawa hujan pergi. Dimana rintik-tintik air harus meluapkan rindu pada bumi dan pohon-pohon. Lihatlah disitu bumi telah mati, terkubur menjadi gurun. Sementara ditempat lain hujan menjadi badai dan bumi menjadi banjir

Angin, tanah, dan embun. Kalian sering membasuhi cahaya pagi dengan janji malam. Padahal gelap malam itu sering membawa kesesatan pada harapan. Jangan biarkan mimpi itu merayumu pada kata-kata berbau surga. Cinta itu hujan, dan awan itu membawa rindu pada angin. Panjatkanlah doa pada langit agar hujan menurunkan kembali kesejukan. Duhai tuhan, jangan kau tutupi hati dengan kemalangan. Sesungguhnya tanah sudah gersang, doa merindukan hujan. 
Namun bukan hujan yang memabukan, agar jiwa tidak banjir merana terlalu menampung cinta. Bukan hujan bergemuruh datang atas nama badai, bersambut kilat membakar hati. Dan sekejap hilang sisakan genangan becek yang tak lama menjelma gersang. Tapi hujan yang diberkati surga. Datang atas nama jawaban doa, tumbuh di hati memaknai jalan rindu. Dan hidup tak lagi sesepi diamnya malam, lengkingan harapan pun melunturkan satir yang selalu hinggap disudut bibir. Tak ada paksaan, hanya ucap syukur tanpa jeda
Sekarang bumi telah basah, jiwa telah tumbuh tanaman yang selalu bermunajat atas nama cinta. Air, semua bernyawa dalam balutannya. Udara, ruang tempat angin berenang bebas mengejar rindu. Semua berlaku sesuai kodratnya. Seperti manusia yang berfikir tentang cinta... cinta yang ranum menjadi makna pembicaraan hati yang berderai

2 komentar:

agreee_grey mengatakan...

nice

imlek mengatakan...

manfaat dan makna hujan hanya bisa diketahui oleh mereka yang pandai besyukur thdp nikmat hujan tersebut