01 Februari 2009

Kesempurnaan itu Absurd (kritik terhadap iklan)

Absurd....
Mencari Kesempurnaan dalam hidup itu konyol. Sebuah kemustahilan karena kita diciptakan dengan sempurna namun juga tidak sempurna. Ada batas-batas dalam hidup yang tidak mungkin kita tembus (seperti ide untuk hidup abadi atau kembali ke masa lalu). Orang yang mengejar kesempurnaan pada akhirnya akan kelelahan dan menemukan dirinya masih jauh dari sempurna. Jika Kesempurnaan itu ada, ia hanya membatasi kita untuk selalu menemukan hal baru, belajar dari kegagalan, merenungkan kebijaksanaan kemudian hanya menjadikan kita congkak, hidup dalam tempurung. Akan selalu ada langit diatas langit, berhenti disatu lapisan, melihat kebawah dan mendeklarasikan inilah puncaknya hanya akan mengurung akal kita untuk melihat kemungkinan apa yang ada di atas.

Kesempurnaan itu seharusnya bukan patokan keberhasilan, melainkan suatu ukuran untuk menentukan kapasitas diri kita sendiri. Bahwa hanya ada satu zat yang pantas menyandang kata kesempurnaan, yaitu Tuhan. Yang dapat kita lakukan adalah untuk senantiasa menjadi lebih baik, lebih pintar, lebih bijaksana. Dengan itulah kita bisa memecahkan misteri dunia terbesar, hidup untuk belajar. Akan selalu ada bahan baru yang tersedia di dunia ini untuk kita pelajari, keingintahuan adalah modal terbesar bagi seorang pembelajar dan kemauan adalah tangga untuk mencapainya. Dengan menjadi tidak sempurna akan ada ruang bagi hasrat untuk mengembangkan minatnya, oleh karena itu bersyukurlah dilahirkan tidak sempurna.

Takdir manusia adalah selalu ingin tahu, sifat bawannya adalah mempertanyakan segala sesuatu. Kadang manusia terbawa gairah untuk selalu belajar dan menemukan sesuatu yang mungkin tampak tidak ada artinya. Tapi jauh dibalik itu, manusia hanyalah ingin memuaskan rasa keingintahuan akan segala sesuatu, bukan hanya tampak mencari jalan menuju kesempurnaan.

Lantas mengapa manusia memuja kesempurnaan, atau setidaknya tampak seperti itu bila dilihat di televisi?
Menurutku itu hanya propraganda iklan, mekanisme cuci otak yang dibuat sedemikian rupa oleh para kapitalis sehingga dunia kita tak terelakkan lagi darinya. Iklan membuat seolah-olah manusia tampil tidak sempurna, dan akan menjadi sempurna jika memakai ini-itu. Dan lebih buruk lagi, karena iklan itu sedemikian rupa jenisnya dan masing-masing mempropagandakan caranya sendiri-sendiri, penonton seolah-olah dibuat untuk terus menerus merasa kekurangan, tidak percaya diri dan kecanduan bila tidak memiliki produk tertentu. Bukankah itu menyesatkan? Karena pada dasarnya kesempurnaan fisik dan akal itu sebenarnya tanpa dimanipulasipun sudah demikian cukupnya. Yang diperlukan adalah rasa percaya diri dan keyakinan akan kemampuan diri sendiri.

end note :
aku menulis seperti ini bukan karena anti kemapanan atau anti kapitalis, ini hanya keprihatinanku pada gempuran iklan di media yang tak henti-henti. Menjaga penampilan dan mencintai keindahan itu memang wajar, tetapi jika tidak dibatasi oleh kesadaran diri sendiri akan menjadi liar, konsumtif, hedonis dan materialistik.

1 komentar:

Syamsul Alam mengatakan...

Jika tanpa iklan, mereka juga tak bisa hidup mas..... mereka membuat produk dan mencari makan dengan itu, selama produk mereka seusai dengan yang mereka ucapkan, saya rasa tak masalah. Yang terpenting adalah emnupgrade akal kita, agar cerdas dalam menyaring iklan.

Seperti post ini, ini post yg cerdas.... heuheuheu......