11 Februari 2009

Yang tak terselesaikan

(Puisi kepada penyesalan)

Apakah arti kata mencintaimu
Jika aku tak bisa persembahkan yang terbaik
Apa maksud hati merindu padamu
Jika menuntunmu kembali saja tak mampu

Mungkin saja kita terlalu banyak berandai
Tentang makna kasmaran, tentang arti kodrat
Atau kita terlalu menyederhanakan persoalan
Seolah waktu akan meluruhkannya begitu saja

Jika saja dunia ini dibuat dengan kata seandainya
Niscaya ku kiaskan semua yang indah bagimu
Semua yang bisa ku miliki diperuntukan atas namamu
Tapi bukankah itu palsu, dan kita masih disini

Aku begitu menggebu mencintaimu...
Melebihi akal sehat menasehatiku
Aku begitu bernafsu menginginkanmu
Melangkahi keterbatasan kemampuanku

Mungkin aku salah menafsirkan raut muka
Sehingga kemurnian hati tercerai murka
Aku mengerti, kita masih belajar meraba cinta
Memperjuangkan sesuatu yang bernilai itu memang tak mudah

Yang aku mengerti, niat itu hanya omong kosong
Jika tak dilakukan, jika tak diperjuangkan
Sampai akhir zaman, khayalan tetap mengawang
Kenyataan selamanya adalah tempat kita bernafas

Semoga kamu mengerti, buah simalakama ini
Kenyataan itu bisa pahit dan manis
Tergantung bagaimana kamu mensikapinya
Masa sulit itu pasti datang, cepat atau lambat

Pupuskan sembab muka itu, aku masih disini
Jika asa itu sirna, berdua mari kita nyalakan lagi
Peganglah tanganku dan melangkahlah bersama
Dimana kita menggambar peta kehidupan,
... sedikit demi sedikit ...

Yang tak terselesaikan jadikanlah ladang
Yang kita semai benih harapan

Tidak ada komentar: