03 Februari 2009

Maafkan aku

entah, cinta mana kini engkau genggam
di debar dadamu keping kisah berjatuhan
sementara di getar bibirmu kata menghunusku dalam
apakah lakuku atau engkau sudah muak padaku?

entah, apa yang bergemuruh dipikiranmu
tapi dari pandangan mata engkau bertutur
dan dari nada bicara kutangkap banyak pesan
begitu burukkah aku dimatamu?

entah, Masih ingatkah pada wajah lugu dan gelak tawa
Belum genap sembilan bulan hanya untuk merangkak
Atau ketika latah meniru satu kata, tanpa mengerti makna
tahukah engkau betapa repot mengeja ibu dengan pikiran tak mengerti bahasa?

Ingatlah aku hanya seorang anak
Bukan miniatur orang dewasa terkungkung dalam tubuh yang kecil
aku bukan anak ikan, begitu lahir langsung bisa berenang.
Aku juga bukan anak ayam, begitu menetas langsung belajar berjalan.

Aku banyak membuat kesalahan,
Dan engkau masih saja meluruskannya untukku
Mungkin engkau tak menyadari,
tapi di situlah aku terbata-bata mengeja kasih sayangmu

entah, cinta mana kini engkau genggam
di gelas yang hanya terisi setengah
atau mungkin kosong separuhnya lagi
aku tak dapat menebak bagaimana

Hardiklah keras jika engkau mau
Atau sekalian pecahkan saja gelasnya
Tapi jangan engkau buang yang tersisa
Dari kasih sayang dan cinta

Dan saat amarahmu padam
Ingatlah aku masih menyayangimu jauh di dalam
Karena ku tak ingin berakhir di persimpangan jalan
Sementara pintu surga masih terkunci di telapak kakimu

maka maafkan aku jika engkau masih sudi


pesan moral:
membuat kesalahan adalah hal yang biasa
tidak belajar dari kesalahan adalah sebuah kebodohan
tetapi memutuskan untuk tidak meminta maaf adalah kesalahan terbesar

"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita
cintai. Dan akibatnya sering kali adalah fatal".

Tidak ada komentar: