03 Februari 2009

Paradigma Penentu

Aku tulis renungan ini bukan berarti aku telah sampai pada tujuan itu, selayaknya banyak pegarang buku cepat kaya yang belum tentu sudah kaya. Kenyataannya kita semua masih belajar memahami diri sendiri untuk meraba masa depan. Ada begitu banyak rujukan tentang cara sukses di toko buku dan di internet bila kita mau melihatnya. Tetapi mengapa dari dulu selalu hanya ada sedikit orang yang sukses? Mengapa masyarakat yang peduli pada masa depannya belum mencapai kesuksesan seperti rujukan buku dan tulisan yang dibacanya?

Banyak motifator yang sukses menjual omongannya, tetapi sedikit yang sukses membawa penontonnya kepada kesuksesan yang dibicarakannya. Apakah karena perbedaan definisi kesuksesan? Ataukah para penonton itu lebih senang dibuai oleh motifasinya kemudian kembali larut dalam masalah kehidupan sehari-harinya?

Apapun alasannya, kita memang perlu selalu dimotifasi. Karena perjalanan hidup itu tidak mulus, banyak kerikil yang membuat kaki kita sakit, kita harus terus selalu disemangati agar bisa terus maju, alih-alih terus mengeluh kesakitan dan menyalahkan nasib. Daripada menyalahkan nasib, mengapa tidak merubahnya? Dari sinilah ingin kurangkai kutipan para motifator tenar dan kutambahkan dengan pemahamanku, semoga bisa menginspirasi untuk berubah.

Jim Rohn, salah satu motifator terkenal mengatakan bahwa “Nasibmu tidak berubah oleh keadaanmu tetapi berubah oleh pilihanmu”. Nasib kita tidak ditentukan oleh keadaan yang melingkupi kita tetapi oleh pemahaman kita tentang keadaan”, begitu pula kata Zig Ziglar. Nasib Kamu tidak ditentukan oleh apa yang terjadi pada diri Kamu (What ON) tetapi oleh apa yang terjadi di dalam diri Kamu (what IN)”, demikian kesimpulan John C. Maxwell. Kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan, bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri.

We see the world as we are, not as it is.

Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat. Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan. Stephen Covey pernah mengatakan: "Kalau Kamu menginginkan perubahan kecil dalam hidup, garaplah perilaku Kamu, tapi bila Kamu menginginkan perubahan-perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma Kamu."

Cara kita melihat masalah sesungguhnya adalah masalah itu sendiri. Karena itu, untuk mengubah kehidupan, yang perlu Kamu lakukan cuma satu: Ubahlah cara Kamu melihat masalah. John Gray, pengarang buku Men Are From Mars and Women Are From Venus mengatakan, "Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh." Kegagalan dalam usaha bukanlah pilihan (choice), melainkan konsekuensi yang tidak bisa dipilih (not free to choose).

Kamu kan boleh memilih, tentulah tak ada satu pun manusia di dunia ini yang memilih kegagalan. Semua orang pastilah akan memilih keberhasilan. Prakteknya membuktikan, “We are the law of ourselves.” Artinya kita adalah apa yang kita persepsikan mengenai diri kita sendiri, oleh karena itu Mario teguh pun berpesan, Jika kamu ingin menjadi orang sukses, maka pantaskan usahamu agar bisa seperti orang sukses dan berperilakulah sepertinya. Robert Kiyosaki menyimpulkan bahwa kegagalan itu akan menjadi penghancur (demotivator, destroyer) bagi orang kalah (losers) tetapi akan menjadi inspirasi maju bagi para pemenang (winners).

Terakhir, Les Brown berpesan: “Jangan biarkan opini negatif orang lain tentang dirimu menjadi kenyataan di dalam dirimu.” Dihina orang lain tidak ‘capable’ kalau kita iyakan (kita gunakan sebagai demotivator) akan menjadi kenyataan di dalam diri kita tetapi kalau kita tolak (kita jadikan motivator untuk menjadi capable) tentu ini setidaknya akan mengantarkan kita menjadi capable, meskipun tidak semudah orang membalik tangan. Eleanoor Rosevelt berkesimpulan: “Tidak ada orang yang sanggup membuat Kamu down tanpa izin dari Kamu.”

Sebagai penutup, apapun yang kita lakukan dalam upaya membangun keberhasilan tidak akan terlepas dari mengambil resiko. Semakin banyak resiko yang kita ambil, semakin besar peluang kita untuk belajar dan tumbuh. Ini adalah puisi yang menginspirasikanku untuk berubah. Aku mendapatkan puisi ini dari salah satu buku motifasiku, semoga bermanfaat.

Tertawa beresiko tampak bodoh
Mengisak beresiko tampak sentimentil
Menggapai orang lain beresiko keterlibatan
Mengekspresikan perasan beresiko tidak sesuai harapan
Menempatkan banyak ide dan impian didepan umum beresiko kehilangan hal-hal itu

Hidup beresiko kematian
Baeharap beresiko patah harapan
Mencoba beresiko gagal

Namun resiko harus diambil karena bahaya terbesar dalam hidup
Adalah tidak mengambi resiko

Orang yang tidak mengambil resiko tidak memiliki apa-apa
Dan bukan siapa – siapa

Ia mungkin menghindari penderitaan dan kesedihan,
Namun ia hidup tidak dapat belajar, merasa, berubah, tumbuh maupun hidup

Dirantai oleh ketidakpastiannya, ia adalah budak
Ia telah mengorbankan kebebasaanya

Hanya orang yang memiliki resikolah yang bebas.


____________________
Daftar Pustaka :
dikutip dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: