03 Februari 2009

Arti syukur

Apa itu arti syukur? Bila diterjemahkan secara bebas berarti berterima kasih terhadap apa yang terjadi di diri kita. Tapi bukankah kita cenderung bersyukur ketika bahagia dan cenderung menyalahkan ketika tertimpa musibah? Lalu bagaimana syukur itu bisa masuk dan mengobati kesedihan? Hari ini aku baru saja pulang dari njagong di Graha Saba UGM. Makanannya memang kelas atas dan undangannya majemuk sekali. Aku lihat ada manusia yang mengambil makanan sebanyak-banyaknya seperti makanan terakhirnya. Ada yang sedikit seolah makanan itu racun, dan lainnya.

Yang kuperhatikan, hubungannya dengan topik ini adalah ada orang yang menerima kehidupannya seperti take it for granted, alon alon waton kelakon, urip koyo banyu mili. Bagi sebagian orang makanan gratis adalah kesempatan mengeruk sebanyak-banyaknya. Ada juga yang menganggap orang lain adalah serigala, baik dimuka tetapi menusuk dibelakang sehingga selalu curiga. Dan ada juga yang lainnya....

Mengapa manusia ingin mengeruk melebihi besar sendoknya? Mengunyah melebihi kapasitas mulutnya, mengambil melebihi tangkupan tangannya. Bukankah akhirnya sia-sia? Kalau dipikirkan, semua demi nafsu. Ya, nafsu yang selalu jika terus dituruti akan menjerumuskan kita dalam jurang penyesalan. Selalu ingini lebih, padahal apa yang sudah dimiliki belum tentu habis digunakan dengan maksimal. Jawabannya Cuma satu. Kurang rasa bersyukur !!!. syukur ibarat rem nafsu. Menyelamatkan diri dari kehampaan jiwa sekaligus memberi rasa aman pada hati. Aman dari rasa kompetisi nafsu sesama manusia.

Rasa syukur berbeda dengan pasrah. Pasrah berarti menerima dengan tidak berdaya. Syukur berarti mensyukuri berkah maupun musibah. Keduanya mempunyai kesamaan, yaitu rasa ikhlas. Tetapi yang satu menerima dengan berterima kasih dan yang satu menerima karena tidak ada pilihan lain. Jika harus memilih, manakah yang kau ambil? Setiap orang punya opini berbeda. Dan tidak ada yang salah dengan itu. Sejujurnya, tidak mudah untuk bersyukur, apalagi atas sesuatu yang tidak berkenan, sesuatu yang diluar ekspektasi kita sebelumnya. Butuh proses yang pasti, tetapi semua itu harus diawali dengan mengingat satu fakta.

Semua yang terjadi atas diri kita adalah kehendak yang diatas, sesuatu yang sudah ditulis dalam kalam. Dan Tuhan tidak pernah salah, maka apa yang terjadi atas diri kita adalah memang untuk diri kita, bukan kejadian kebetulan atau sedang apes atau mujur. Semua sudah digariskan. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya, itu saja....

Dengan mengingat fakta ini, maka iringilah dengan bersikaplah positif. Semua yang terjadi pada kita adalah ujian, dan Tuhan sendirilah saksinya. Jika ujian ini terasa nikmat maka nikmatilah dengan sewajarnya. Jika itu tidak nikmat maka tetaplah berusaha untuk menikmatinya, anggap sebagai proses yang harus dialami setiap manusia. Bahwa kita bukanlah manusia termalang saat ini. Bahwa ada orang lain yang tidak seberuntung kita. Maka lihatlah kebawah, jangan menengadah.

Memang tidak mudah, katakanlah ini hanya teori. Sebuah retorika omong kosong dari orang yang berlagak bijaksana. Tapi bukan berarti tidak mungkin tho?. Semua itu bisa terjadi asalkan kita MAU mengusahakannya. Sebenarnya tidak ada yang mudah di dunia ini, bahkan untuk bayi keluar dari kandungan sampai sakaratul mautpun tidak ada yang mudah. Dan disitulah muncul tantangan dan harapan. Karena manusia cenderung pemalas, jika tidak ada hambatan tidak akan berusaha maka cobalah sedikit demi sedikit. Genggamlah air niscaya itu akan terlepas dari tanganmu, tapi cobalah menciduknya dengan tanganmu. Bukankah esensinya sama, hanya pendekatannya saja yang berbeda, begitu pula dengan syukur.

9 komentar:

Anonim mengatakan...

syukur adl bagaimana kta memanusiakan kemanusiaan kita.. :)

btw, salam kenal yaa. Makasih udh mampir di gubuk reyot saya...

Anonim mengatakan...

OK mas, kupasan mu tentang makna syukur dan pasrah sudah cukup komprehensip...
Tapi ingat kita hidup di masyarakat yang sangat majemuk...dimana masing2 membawa problemnya sendiri2 tentang bagaimana menikmati hidup.
Ada orang yang cukup puas dengan apa yang telah diterima sesuai dg barang dan jasa yang telah di berikannya. Tetapi ada satu sifat anusia yang selalu bertindak Oportunis...nah orang2 seperti ini termasuk jenis yang tidak aka menyianyiakan manakala dia dapatmemanfaatkan situasi bagi keuntungannya sendiri.
Dalam falsafah jawa sudah di kupas tuntas dalam istilah wong sing aji ;dumeh,mumpungan lan gumunan.....
Tx dah mampir dan salam kenal balik ya....

Ani Berta mengatakan...

Yup, pas banget artikel ini cocok dengan suasana hatiku pada saat ini, makasih ya

Anonim mengatakan...

Kita memang harus banyak-banyak bersyukur

Anonim mengatakan...

Syukur adalah bahagia!

sweety mengatakan...

mas...kamu tampangnya masih muda...api kok pikirannya dewasa bangetz yach....dah punya pacar belum......xixixi

YAYAN mengatakan...

yeaaaaah..aku mauuuu bsyukur..
puisimu..bikin org pengen jatuh cinta..seplah

Anonim mengatakan...

Syukur itu esensi hidup!

Anonim mengatakan...

Saya setuju dengan Blog cantik, Syukur adalah suka cita. Tidak menyalahkan keadaan dan orang lain atas segala hal buruk yg terjadi dalam hidupnya.
Orang yg bersyukur adalah orang yg selalu menjaga kebahagiaan, dan tidak pernah membiarkan hal apapun mengusik kebahagiaan dalam hatinya....
BTW keren bgt blok nya bro...
1000 thumb up for u....